Jodoh (dalam) Kopi

Judul : The Espressologist
Pengarang : Kristina Springer
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Qanita
Tebal : 291 halaman
Diterbitkan pertama kali : Januari 2012
Genre : Novel
.
.
indonesian-coverx-2-12.
.

Ada sisi lain dalam segala sesuatu, termasuk dalam kopi. Siapa sangka bahwa kopi ada jodohnya dan mempertemukan penyukanya dengan jodoh.

***

Jane Turner mencatat rahasianya. Di tengah kebosanannya dengan aktivitas sekolahnya, Jane bekerja sebagai barista muda di kedai kopi Wired Joe’s. Ada yang unik dari Jane, dia suka mencatat. Ia mencatat kopi yang dipesan para pelanggannya dan karakter orang yang memesan kopi itu. Pada hari-hari berikutnya, Jane sering kali bisa menebak kopi yang dipesan oleh pelanggannya sebelum si pelanggan itu menyebutkan kopi yang dipesannya. Dan tebakannya itu jarang meleset.

Keisengannya ini merembet kepada keisengan lainnya, yaitu menjodohkan teman-teman dan pelanggannya berdasarkan kopi favorit mereka. Teman-teman yang dijodohkannya itu pun merasa cocok dengan “pilihan” Jane. Pasangan pertama hasil perjodohan kopi Jane adalah Simone, temannya sendiri, dengan Gavin. Menurut catatan Jane, kopi favorit Simone adalah Medium Dry Cappucino. Penyuka kopi ini cocok dengan penyuka Medium Iced Vanilla Latte. dan orang itu adalah Gavin.

Jadilah Jane seorang makcomblang, makcomblang kopi. Jane menjuluki dirinya Espressologist.

Belakangan hari, keisengan Jane itu diketahui bos Wired Joe’s. Di luar dugaan Jane, bosnya itu malah menggunakan “profesi Espressologist”-nya itu sebagai materi promosi kafenya. Segala persiapan sudah dilakukan untuk itu. Berhasilkah? Hhhmmm, selalu ada yang terjadi betapapun sempurna rencana yang sudah dirancang, bukan?

Di sekeliling Jane ada sahabat baiknya, Em, dengan kopi favoritnya Coffee Hot Chocolatte. Ada juga salah satu hater-nya, Mellisa, dengan kopi favoritnya Non-Fat Latte, yang tiba-tiba menyodorkan diri minta dijodohkan. Apa jadinya jika kemudian Jane mendapati bahwa kopi favorit Mellisa berjodoh dengan kopi favorit seseorang yang sangat dikaguminya. Aw aw aw, sakitnya tuh di sini. *lebay, skip*

Lalu, bagaimana dengan Jane sendiri? Ia penyuka Non-Fat Iced No Whip Mocca dan ia belum punya pasangan. Sanggupkah ia menemukan jodoh untuk kopinya dan dirinya?

***

Yang saya suka dengan buku ini adalah banyak resep/racikan kopi yang membangkitkan selera, selera membaca sambil berimajinasi seperti apa kira-kira penampakan kopi itu dan karakter orang yang menyukai kopi itu. Saya juga suka tagline-nya, get a little love with your latte. Temukan cinta dalam secangkir kopi favoritmu.

Rasa ceritanya teen lit banget, alurnya lurus, dan ending-nya tertebak, tetapi saya angkat topi untuk ide menulisnya.

Moral of the story: ada sisi lain yang menyenangkan ketika kita melakukan sebuah pekerjaan yang benar-benar kita sukai. Kita menjadi lebih kreatif, dan lebih mencintai pekerjaan kita, dan syukur-syukur menambah pundi-pundi. Ahhaayyy.